Benteng Ancol atau Bunker Ancol
berlokasi di Taman Impian Jaya Ancol, tepatnya di Kelurahan Ancol,
Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara. Menurut penuturan seorang warga
Tanjung Priok yang ikut bekerja dalam pembangunannya, benteng Ancol
dibangun sekitar tahun 1920 oleh Koninklijk Leger (KL) dengan beban
pembiayaan ditanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda. Selain berfungsi
sebagai pertahanan pantai, benteng Ancol juga merupakan gudang senjata
(arsenal) yaitu tempat penyimpanan barang-barang keperluan untuk
berperang seperti mesin dan senjata. Barang-barang itu disalurkan ke
daerah-daerah lain melalui Stasiun Ancol yang letaknya tidak jauh dari
benteng. Dugaan itu dikaitkan dengan adanya ruangan-ruangan yang panjang
sempit pada bangunan benteng.
Benteng Ancol dibangun aleh pemerintah Hindia Belanda dalam rangka meningkatkan pertahanan Kota Batavia. Selain di Ancol, benteng serupa dibangun juga di tempat-tempat lain seperti di Muara Angke, di Sungai Bambu, di Kali Baru dan di Rawa Terate. Meskipun Benteng Ancol sudah runtuh, dibandingkan dengan benteng lain yang pernah ada di Jakarta, sisa-sisa reruntuhan benteng Aneal termasuk yang paling lengkap sehingga apabila dilakukan penggalian (pengupasan total) ada kemungkinan bentuk serta denah benteng yang sesungguhnya dapat diketahui. Berdasarkan pengamatan terhadap sisa-sisa bangunan yang masih ada, kemungkinan benteng Ancol dulunya juga sebagai bunker. Tebal dinding (tembak) bastion berkisar 135 sampai 310 cm. Bastion yang ada di bagian barat tebal dindingnya berkisar antara ISO, 152 dan 295 cm, sekarang digunakan sebagai tempat pembakaran sampah.
Di bagian timur keadaan masih agak utuh. Ada tiga ruangan yang diperkirakan merupakan ruang muka, ruang tengah dan ruang belakang. Ruang muka panjangnya 35 m, disekat menjadi 3 ruangan masing-masing diberi jendela dengan ukuran yang berbeda. Jendela sebelah kiri berukuran I x I m, jendela sebelah kanan berukuran 0.5 x 0.5 m. ruang tengah panjangnya 6 m, sedangkan ruang belakang IS m. Bastion sekarang sudah ditutup dan diatasnya berdiri Kantor Perlengkapan Taman Impian Jaya Ancol. Di langit-Iangit terdapat lubang yang berfungsi sebagai sarana fentilasi dan pencahayaan. Benteng Ancol itu hancur akibat pertempuran antara pasukan Jepang dan Sekutu pada Perang Dunia II.
Benteng Ancol dibangun aleh pemerintah Hindia Belanda dalam rangka meningkatkan pertahanan Kota Batavia. Selain di Ancol, benteng serupa dibangun juga di tempat-tempat lain seperti di Muara Angke, di Sungai Bambu, di Kali Baru dan di Rawa Terate. Meskipun Benteng Ancol sudah runtuh, dibandingkan dengan benteng lain yang pernah ada di Jakarta, sisa-sisa reruntuhan benteng Aneal termasuk yang paling lengkap sehingga apabila dilakukan penggalian (pengupasan total) ada kemungkinan bentuk serta denah benteng yang sesungguhnya dapat diketahui. Berdasarkan pengamatan terhadap sisa-sisa bangunan yang masih ada, kemungkinan benteng Ancol dulunya juga sebagai bunker. Tebal dinding (tembak) bastion berkisar 135 sampai 310 cm. Bastion yang ada di bagian barat tebal dindingnya berkisar antara ISO, 152 dan 295 cm, sekarang digunakan sebagai tempat pembakaran sampah.
Di bagian timur keadaan masih agak utuh. Ada tiga ruangan yang diperkirakan merupakan ruang muka, ruang tengah dan ruang belakang. Ruang muka panjangnya 35 m, disekat menjadi 3 ruangan masing-masing diberi jendela dengan ukuran yang berbeda. Jendela sebelah kiri berukuran I x I m, jendela sebelah kanan berukuran 0.5 x 0.5 m. ruang tengah panjangnya 6 m, sedangkan ruang belakang IS m. Bastion sekarang sudah ditutup dan diatasnya berdiri Kantor Perlengkapan Taman Impian Jaya Ancol. Di langit-Iangit terdapat lubang yang berfungsi sebagai sarana fentilasi dan pencahayaan. Benteng Ancol itu hancur akibat pertempuran antara pasukan Jepang dan Sekutu pada Perang Dunia II.
No comments:
Post a Comment